STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
SURAMADU
Disusun Oleh:
Aan Nopianto
( 10316003 )
KATA PENGANTAR
Indonesia
sebagai sebuah negara berkembang terus memacu pertumbuhan ekonominya agar
semakin dapat menyejahterakan rakyatnya di masa ini maupun di masa yang akan
datang. Usaha untuk terus bertumbuh salah satunya adalah dengan proyek-proyek
pemerintah yang dapat menunjang kegiatan perekonomian di negara ini. Namun
proyek-proyek pemerintah tersebut bukannya tanpa kesulitan, karena terdapat
kesulitan dalam pelaksanaannya baik dalam hal manfaat sebagai alat ukur yang
efektif bagi perbaikan taraf hidup masyarakat, maupun dalam pencapaiannya
(Anwar, 2011:7).
Pembangunan di Indonesia seharusnya dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu menolong diri sendiri, yang dapat
dilakukan dengan memberdayakan dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku
pembangunan itu sendiri. Selain itu, pembangunan hasruslah berwawasan kearifan
lokal sebagai salah satu usaha dalam menguatkan potensi lokal yang dimiliki
sekaligus untuk menguatkan daya saing. Produk dengan dasar kearifan lokal akan
mempunyai ciri khas atau trademark yang menjadikan produk tersebut lain
daripada yang lain...
Pembangunan nasional diharapkan dapat kemanfaatan riil yang
dapat dinikmati oleh seluruh warga negara dalam jangka panjang, sehingga
diperlukan sebuah usaha analisis dan evaluasi yang cermat dan komperhensif
terhadap suatu rencana pembangunan, agar pembangunan tidak memboroskan sumber
daya yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Berbagai informasi dalam
evaluasi dikumpulkan untuk menentukan apakah proyek akan berjalan sesuai dengan
rencana, dan apakah suatu proyek sesuai dengan tujuan program serta apkaah
proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan. Evaluasi proyek diharapkan dapat
memberikan informasi untuk mengembangkan proyek yang meliputi pembangunan dan
pelaksanaannya.
Setiap proyek memiliki karakteristik
masing-masing, sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda pula dalam menilai
dan mengukur nilai ekonomi suatu proyek. Terdapat beberapa masalah terkait
dengan penerapan evaluasi di berbagai sektor, misalnya masalah terkait data,
kesulitan menetapkan shadow price, dan kesulitan dalam menerapkan
ketidakpastian dan resiko proyek. Terdapat perbedaan di proyek berbagai sektor,
antara lain terkait penilaian cost, benefit, eksternalitas, dan pertimbangan
sosial ekonomi.
Di dalam proyek transportasi, terdapat
perbedaan antara di negara maju dan di negara berkembang. Pertama, shadow price
jarang digunakan di negara maju dikarenakan pasar yang berjalan mendekati
sempurna dibandingkan dengan negara berkembang. Kedua, tujuan utama pembangunan
transportasi di negara maju adalah untuk menghemat waktu dan menurunkan angka
kecelakaan, sedangkan di negara berkembang untuk menurunkan biaya operasi
transportasi. Ketiga, negara berkembang lebih memperhatikan produksi yang
tangible seperti makanan dan perumahan dibandingkan pembangunan kualitas
lingkungan.
Pendekatan yang sering digunakan dalam proyek
transportasi adalah dengan menilai manfaat proyek dari adanya penghematan biaya
karena adanya perbaikan infrastruktur. Sebagai contoh, dengan adanya
pembangunan jalan tol akan mengurangi biaya bahan bakar karena tidak akan
terjadi macet, membuat ban kendaraan lebih tahan lama, mengurangi angka
kecelakaan, dan sebagainya. Ini adalah suatu hal yang penting sebagai dasar
dalam menghitung manfaat proyek hanya dari sisi penghematan biaya karena jika
tidak ada perbaikan jalan, maka akan lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan
oleh pengguna jalan.
Dalam contoh kasus pembangunan jalan tol,
idealnya dalam menilai manfaat adalah dengan konsep with and without project,
yaitu membandingkan perbedaan antara manfaat yang diakibatkan oleh tidak adanya
kemacetan yang terjadi dengan adanya proyek, dengan kemacetan dengan tidak
adanya proyek tersebut. Penghematan uang dijadikan ukuran manfaat proyek.
Melakukan evaluasi terhadap kemacetan membutuhkan tambahan estimasi mengenai
nilai tambahan biaya akibat kemacetan itu sendiri. Misalnya bertambahnya
konsumsi bahan bakar dan bertambahnya waktu. Sedangkan manfaat tidak langsung
pembangunan jalan tol adalah tumbuhnya industri di sekitar jalan tol.
B. Aspek-Aspek dalam Analisis Proyek Pemerintah
Proyek-proyek yang dibangun oleh pemerintah
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga perlu
memperhatikan aspek yang dianalisis sehingga pembangunan dapat memenuhi harapan
luas dari seluruh komponen masyarakat.
Aspek Teknis
Analisis teknis akan menjelaskan mengenai batasan dalam
menentukan berbagai model, asusmsi, dan data berupa angka dan informasi yang
diperlukan. Intinya, analisis aspek teknis harus memuat penjelasan teknis mulai
dari tahap pra konstruksi, konstruksi, sampai dengan pelaksanaan proyek. Selain
itu pada tahap ini juga mengurusi masalah perizinan, pelelangan, pembebasan
lahan, penjajagan pendanaan, dan lain-lain. Data yang dibutuhkan dalam analisis
aspek teknis beragam tergantung pada jenis proyeknya, namun dalam beberapa
proyek, data yang dibutuhkan antara lain data topografi, keadaan tanah, keadaan
lokasi, transportasi menuju lokasi, dan keadaan penduduk sekitar.
1. Aspek Lingkungan
Proyek pemerintah yang dibangun harus ramah
lingkungan dan tidak mengurangi kualitas lingkungan itu sendiri. Menurut Pasal
16 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap rencana kegiatan yang
diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
2. Aspek Organisasi dan Manajemen
Dalam pelaksanaan proyek perlu diperhatikan
mengenai penanganan dalam sebuah organisasi yang sistematis dan terstruktur
sesuai dengan kegiatan proyek. Dalam aspek ini harus membahas keterkaitan dan
keterlibatan lembaga-lembaga yang terkait dengan proyek, misalnya perbankan
atau lembaga masyarakat. Aspek kelembagaan merupakan sarana prasarana proyek
yang sangat diperlukan untuk mendukung aspek manajemen melaksanakan
kegiatannya.
Hubungan baik dengan lembaga masyarakat dan dengan masyarakat
itu sendiri akan memberikan dampak positif terhadap proyek. Keterlibatan
masyarakat sekitar juga tidak boleh dilupakan. Masyarakat di sekitar proyek
dapat menjadi penghambat maupaun menjadi pendukung jalannya proyek., tergantung
dari pendektan dan perlakuan terhadap mereka.
3. Aspek Ekonomi
Dalam aspek ini dibahas mengenai sumbangan
proyek bagi perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan. Penggunaan sumber
daya oleh suatu proyek ada pengorbanannya (opportunity cost). Oleh karena itu
manfaat yang dihasilkan oleh proyek harus lebih besar dari pengorbanannya
sehingga memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan perekonomian.
4. Aspek Sosial
Adanya suatu proyek dapat memberikan dampak
kepada masyarakat, naik negatif maupun positif. Unsur-unsur dalam masyarakat
yang dapat terpengaruh dengan adanya proyek antara lain:
1. Jumlah penduduk, komposisi usia, dan jenis
kelamin
2. Pendapatan masyarakat dan distribusinya
3. Nilai-nilai dalam masyarakat
4. Tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat
5. Persepsi masyarakat dam melihat tatacara kehidupan
6. Pola konsumsi masyarakat
2. Pendapatan masyarakat dan distribusinya
3. Nilai-nilai dalam masyarakat
4. Tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat
5. Persepsi masyarakat dam melihat tatacara kehidupan
6. Pola konsumsi masyarakat
Keberadaan suatu proyek diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak kepada masyarakat sekitar, misalnya:
1. Penciptaan lapangan kerja
2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
3. Perubahan sosial terhadap nilai-nilai baru
4. Perubahan taraf hidup seperti pendidikan dan kesehatan
5. Perbaikan distribusi pendapatan
5. Aspek Komersial
Aspek komersial juga harus diperhatikan oleh
proyek-proyek pemerintah, antara lain dengan melihat pasar untuk input dan
output proyek, harganya, dan sebagainya. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu proyek. Beberapa faktor penting yang perlu
dianalisis yang termasuk aspek komersial proyek, antara lain:
1. Permintaan (demand), yaitu siapa yang akan menggunakan hasil
dari proyek yang dibangun, berapa jumlah konsumennya, apakah konsumen merupakan
konsumen akhir yang menggunakan produk sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi,
atau konsumennya merupakan industri yang menggunakan produk sebagai input untuk
produksi lebih lanjut.
2. Penawaran (supply), siapa saja supplier komoditi yang
dibutuhkan proyek, bagaimana kelangsungannya, kualitasnya, apakah merupakan
supllier yang terbaik dan termurah?
3. Struktur pasarnya, keadaan persaingan di pasar, akan sangat
penting dalam mengambil posisi di pasar serta dalam membuat kebijakan terkait
harga, jumlah produksi, dan sebagainya.
C. Manfaat Proyek Pembangunan Pemerintah
Proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah
bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, yang bukan hanya yang dapat diukur
secara fisik namun juga yang tidak langsung. Kesejahteraan masyarakat akan
meningkat jika ada kenaikan nilai produk suatu barang dan jasa yang dihasilkan
dari proyek atau kegiatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan
masyarakat baik secara fisik maupun non fisik. Manfaat dari proyek pembangunan
pemerintah yaitu:
1. Manfaat Langsung (Direct Benefit)
Manfaat langsung
proyek timbul karena adanya kenaikan nilai output proyek atau menurunnya biaya
yang disebabkan oleh:
a. Kenaikan dalam
nilai produk fisik
Proyek yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah proyek yang mampu menghasilkan
tambahan output barang atau jasa secara nyata, karena kenaikan produk secara
fisik tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Perbaikan kualitas
produk
Ada kalanya proyek
yang dibangun tidak untuk menghasilkan produk secara fisik, namun untuk
meningkatkan kualitas suatu barang atau jasa. Dengan peningkatan kualitas
tersebut membuat kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
c. Perubahan lokasi,
waktu penjualan, dan perubahan bentuk
Nilai suatu barang
dapatnaik karena perbedaan tempat, perbedaan waktu penjualan, atau perbedaan
bentuk.
d. Manfaat proyek
dapat dilihat dari penghematan biaya yang diakibatkan karena pemanfaatan
teknologi informasi dan pembaharuan alat pengangkutan.
2. Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefit)
Manfaat ini timbul
karena adanya suatu proyek, namun timbul di luar proyek tersebut. Manfaat ini
harus tetap diperhitungkan sebagai salah satu manfaat adanya proyek.
a. Induced Multiplier Effect yaitu manfaat yang diperoleh dari
kegiatan-kegiatan yang timbul sebagai akibat dibangunnya suatu proyek.
b. Manfaat yang timbul karena adanya Economoies of scale, adanya
proyek membuat adanya
peningkatan efisiensi
penggunaan sumber daya sebagai akibat skala usaha yang lebih besar, sehingga
harga menjadi lebih murah dan daya beli masyarakat akan meningkat.
c. Manfaat yang timbul karena adanya perbaikan mutu tenaga kerja
(dynamic secondary effect). Proyek besar menggunakan teknologi tertentu yang
membutuhkan tenaga kerja khusus. Untuk memenuhi hal tersebut, maka tenaga kerja
akan ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan, sehingga selain
skill tenaga kerja akan meningkat, akan terjadi transfer teknologi dari proyek
kepada masyarakat.
3. Manfaat yang Sulit Diukur (Intangible effect)
Tidak semua manfaat yang dihasilkan suatu proyek dapat diukur, ada manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang, tetapi dapat diidentifikasi, misalnya:
a. Perbaikan lingkungan hidup
b. Perbaikan distribusi pendapatan
c. Perbaikan keamanan
Manfaat proyek yang sulir diukur ini tetap harus dipertimbangkan dan harus disebutkan dalam usulan.
4. Consumer Surplus
Consumer surplus timbul jika output proyek menyebabkan turunnya
harga output. Rendahnya harga menyebabkan konsumen dapat menghemat biaya dari
perbedaan antara kemampuan dan kemauan untuk membayar dengan apa yang
benar-benar mereka bayarkan. Consumer surplus juga dapat terjadi akibat
pengaturan harga oleh pemerintah sehingga harga yang terjadi lebih rendah dari
harga semestinya.
D. Studi Kasus Proyek Pembangunan Pemerintah Jembatan Suramadu
1. Latar Belakang Proyek Jembatan Suramadu
Peningkatan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi,
peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta
peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu
keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap
pasar tenaga kerja. The World Bank (1994)
Mengapa Infrastruktur dibutuhkan? Kembali ke konsep dan definisi
dasar Infrastruktur. Menurut Grigg 1988 definisi infrastruktur adalah :
a. Infrastruktur merupakan sistem fisik yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi
b. Infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem
sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
b. Infrastruktur berfungsi sebagai mediator antara sistem
ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan (alam)
Infrastruktur yang kurang atau tidak berfungsi akan memberikan
dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya infrastruktur yang terlalu
berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa memperhatikan kapasitas daya dukung
lingkungan akan merusak lingkungan tersebut dan pada hakekatnya juga akan
merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya (sebagai bagian dari ekosistem).
Infrastruktur harus dimengerti dan dipahami fungsinya sebagai suatu alat untuk
menata kehidupan manusia dengan memperhatikan alam.
Oleh karena pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam
perkembangan sebuah wilayah, maka diperlukan suatu infrastruktur untuk
melakukan pemerataan pertumbuhan ekonomi tersebut. Provinsi Jawa Timur sebagai
salah satu provinsi pintu gerbang Indonesia Timur memegang peranan penting
dalam pertumbuhan industri, perdagangan, dan ekonomi di wilayah Indonesia
Timur. Oleh karena itu, jalur transportasi menjadi bagian penting dalam
perkembangan roda industri dan roda perekonomian.
Sementara itu, Pulau Madura yang menjadi bagian dari provinsi
Jawa Timur, mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju pertumbuhan
ekonomi yang lambat dan pendapatan perkapita tertinggal. Pergerakan jalur
transportasi yang terhambat antara Provinsi Jawa Timur dan Pulau Madura membuat
pembangunan Jembatan Suramadu dinilai penting dan strategis untuk perkembangan
Pulau Madura di masa yang akan datang. Dengan Jembatan Suramadu, yang akan
menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat diharapkan dapat
mereduksi waktu tempuh sehingga perkembangan Pulau Madura diharapkan dapat
menjadi kawasan ekonomi yang berkembang seperti Pulau Batam dan lainnya yang
telah maju.
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat
Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan,
tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini
merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri
dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach
bridge), dan jembatan utama (main bridge). Pembangunan Jembatan Suramadu ini
diselesaikan selama 6 tahun. Tepatnya, dimulai dari Breaking Ground pada
tanggal 20 Agustus 2003 yang dilakuakan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri
yang menjabat Presiden pada saat itu. Dan diresmikan oleh Presiden SBY pada
tanggal 10 Juni 2009. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jembatan ini
berkisar 4,5-5 Triliun Rupiah.
Transportasi merupakan bagian penting untuk dapat menimbulkan dampak
pergerakan orang ataupun barang. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat
membuat pembangunan jembatan Suramadu dinilai penting sebagai pembuka awal.
Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura
melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus
transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera
melejit bersaing dengan daerah-daerah lain. Tata wilayah dan tata guna lahan
juga akan terbentuk secara proporsional. Kawasan jembatan Suramadu memiliki
potensi sebagai generator pembangkit, namun apabila tidak dikendalikan maka
diprediksi akan membawa pengaruh perubahan terhadap pengembangan wilayah di
kawasan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan sekitarnya baik pada sisi Surabaya
maupun Bangkalan. Fenomena perubahan tersebut dapat terlihat antara lain dengan
menurunnya fungsi bangunan dan kualitas lingkungan. Disinilah pentingnya suatu
perencanaan melalui suatu konsep penataan bangunan yang terpadu dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait antara lain pertimbangan ekologi,
ekonomi, sosial budaya dan regional, supaya dapat menghasilkan suatu wajah
kawasan yang terkendali dan dapat menunjukkan jati dirinya.
2. Dampak Proyek
Jembatan Suramadu
Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting
dalam perkembangan sebuah wilayah. Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk
mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah satu propinsi dengan kerapatan penduduk
yang padat. Di Madura, umumnya kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor
pertanian primer (tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan
kehutanan). Artinya pertanian atau sektor tradisional menjadi sektor andalan
yang nampak dari perolehan PDRB terbesar dibandingkan sektor lain. Sektor
lainnya adalah pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas,
air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, restoran, angkutan, pos, komunikasi,
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
Dengan dioperasikannya jembatan Suramadu, maka
arus urbanisasi diharapkan bisa ditekan. Meningkatnya jumlah penduduk di Madura
juga akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan
merangsang meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor
pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke
Pulau Madura. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu
dan biaya. Dengan lancarnya arus transportasi, pembangunan menjadi lebih
lancar.
Lancarnya transportasi adalah prasyarat lancarnya pembangunan,
apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan. Permasalahan perekonomian yang
dihadapi bangsa ini sangat kompleks, antara lain karena letak antara pulau satu
dengan pulau yang lainnya sangat berjauhan. Pembangunan tidak merata. Mau tidak
mau, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan akar ini, yaitu ketimpangan
pembangunan dan perekonomian di berbagai wilayah Indonesia. Walau tak bisa
dipungkiri dampak buruk selalu menyertai setiap proses. Namun tentu tak
sebanding dengan kebaikan dan kemanfaatan yang diperoleh.
Sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut
kabupaten yang terbanyak penduduknya adalah Sumenep, Bangkalan, Sampang, dan
Pamekasan. Ternyata Kabupaten Bangkalan merupakan kabupaten yang menerima
kelimpahan penduduk paling tinggi dibanding 3 kabupaten lainnya. Pada tahun
2035 atau setelah 30 tahun dibangunnya Jembatan Suramadu, maka jumlah penduduk
di Kabupaten Bangkalan berjumlah 2,79 juta jiwa atau hampir dua kali lipat
(98,98%) dibanding pertumbuhannya tanpa jembatan (1,40 juta jiwa). Dalam
keadaan tersebut, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun berkisar antara 2,02%
– 3,16%. (Rubiyantoro, Yohan, Suramadu Pacu Pertumbuhan Ekonomi Madura.
Semakin lancarnya transportasi ternyata akan meningkatkan kegiatan
ekonomi yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan. Income per kapita
merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut kabupaten yang
tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan, Sumenep, Sampang,
dan Pamekasan. Namun, sejak adanya jembatan Suramadu secara berturut-turut
kabupaten yang tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan,
Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Jika income per kapita dibandingkan dalam
keadaan dengan dan tanpa Jembatan Suramadu, maka income per kapita rata-rata
per tahun di Bangkalan adalah akan bertambah sebanyak 93,63%, Pamekasan
(48.68%). Sampang (42,57%) dan Sumenep (20,03%). (Rubiyantoro, Yohan, Suramadu
Pacu Pertumbuhan Ekonomi Madura. Sesudah dibangunnya Jembatan Suramadu, secara
berturut-turut kabupaten yang tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten
Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Berbagai dampak yang diakibatkan
oleh pembangunan jembatan Suramadu. Dari dampak positif yang menguntungkan masyarakat
Madura, ataupun dampak negative yang diperkirakan merugikan masyarakat Madura.
3. Dampak Positif Proyek Jembatan Suramadu
1. Kelancaran Lalu Lintas
Manfaat langsung dari pembangunan Jembatan Suramadu adalah
meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang
khususnya dalam menghubungkan pulau Madura dan pulau Jawa. Dengan semakin
lancarnya arus lalu lintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya.
2. Pertumbuhan Income Perkapita
Semakin lancarnya transportasi ternyata akan meningkatkan
kegiatan ekonomi yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan. Income per
kapita merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat.
3. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Masyarakat Madura
Tiap tahun, IPM di empat kabupaten Madura terus alami kenaikan.
Pada tahun 2012, IPM kabupaten Bangkalan 65.69 naik 1,94 persen dibandingkan
tahun 2011, Kabupaten Sampang memiliki nilai IPM 61,67 naik sebesar 2,27
persen, untuk Kabupaten Sumenep nilai IPM pada 2012 sebesar 66.41 dengan
kenaikan sebesar 1.18 persen. Kenaikan tertinggi dicapai Kabupaten Pamekasan,
yakni 66,51 naik sebesar 2,98 persen.
No comments:
Post a Comment