Thursday 8 November 2018

STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN


STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU
Disusun Oleh:
Aan Nopianto
( 10316003 )
KATA PENGANTAR

Indonesia sebagai sebuah negara berkembang terus memacu pertumbuhan ekonominya agar semakin dapat menyejahterakan rakyatnya di masa ini maupun di masa yang akan datang. Usaha untuk terus bertumbuh salah satunya adalah dengan proyek-proyek pemerintah yang dapat menunjang kegiatan perekonomian di negara ini. Namun proyek-proyek pemerintah tersebut bukannya tanpa kesulitan, karena terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya baik dalam hal manfaat sebagai alat ukur yang efektif bagi perbaikan taraf hidup masyarakat, maupun dalam pencapaiannya (Anwar, 2011:7).

Pembangunan di Indonesia seharusnya dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu menolong diri sendiri, yang dapat dilakukan dengan memberdayakan dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan itu sendiri. Selain itu, pembangunan hasruslah berwawasan kearifan lokal sebagai salah satu usaha dalam menguatkan potensi lokal yang dimiliki sekaligus untuk menguatkan daya saing. Produk dengan dasar kearifan lokal akan mempunyai ciri khas atau trademark yang menjadikan produk tersebut lain daripada yang lain...



Pembangunan nasional diharapkan dapat kemanfaatan riil yang dapat dinikmati oleh seluruh warga negara dalam jangka panjang, sehingga diperlukan sebuah usaha analisis dan evaluasi yang cermat dan komperhensif terhadap suatu rencana pembangunan, agar pembangunan tidak memboroskan sumber daya yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Berbagai informasi dalam evaluasi dikumpulkan untuk menentukan apakah proyek akan berjalan sesuai dengan rencana, dan apakah suatu proyek sesuai dengan tujuan program serta apkaah proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan. Evaluasi proyek diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengembangkan proyek yang meliputi pembangunan dan pelaksanaannya. 

Setiap proyek memiliki karakteristik masing-masing, sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda pula dalam menilai dan mengukur nilai ekonomi suatu proyek. Terdapat beberapa masalah terkait dengan penerapan evaluasi di berbagai sektor, misalnya masalah terkait data, kesulitan menetapkan shadow price, dan kesulitan dalam menerapkan ketidakpastian dan resiko proyek. Terdapat perbedaan di proyek berbagai sektor, antara lain terkait penilaian cost, benefit, eksternalitas, dan pertimbangan sosial ekonomi.

Di dalam proyek transportasi, terdapat perbedaan antara di negara maju dan di negara berkembang. Pertama, shadow price jarang digunakan di negara maju dikarenakan pasar yang berjalan mendekati sempurna dibandingkan dengan negara berkembang. Kedua, tujuan utama pembangunan transportasi di negara maju adalah untuk menghemat waktu dan menurunkan angka kecelakaan, sedangkan di negara berkembang untuk menurunkan biaya operasi transportasi. Ketiga, negara berkembang lebih memperhatikan produksi yang tangible seperti makanan dan perumahan dibandingkan pembangunan kualitas lingkungan. 

Pendekatan yang sering digunakan dalam proyek transportasi adalah dengan menilai manfaat proyek dari adanya penghematan biaya karena adanya perbaikan infrastruktur. Sebagai contoh, dengan adanya pembangunan jalan tol akan mengurangi biaya bahan bakar karena tidak akan terjadi macet, membuat ban kendaraan lebih tahan lama, mengurangi angka kecelakaan, dan sebagainya. Ini adalah suatu hal yang penting sebagai dasar dalam menghitung manfaat proyek hanya dari sisi penghematan biaya karena jika tidak ada perbaikan jalan, maka akan lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna jalan. 

Dalam contoh kasus pembangunan jalan tol, idealnya dalam menilai manfaat adalah dengan konsep with and without project, yaitu membandingkan perbedaan antara manfaat yang diakibatkan oleh tidak adanya kemacetan yang terjadi dengan adanya proyek, dengan kemacetan dengan tidak adanya proyek tersebut. Penghematan uang dijadikan ukuran manfaat proyek. Melakukan evaluasi terhadap kemacetan membutuhkan tambahan estimasi mengenai nilai tambahan biaya akibat kemacetan itu sendiri. Misalnya bertambahnya konsumsi bahan bakar dan bertambahnya waktu. Sedangkan manfaat tidak langsung pembangunan jalan tol adalah tumbuhnya industri di sekitar jalan tol.

B. Aspek-Aspek dalam Analisis Proyek Pemerintah

Proyek-proyek yang dibangun oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga perlu memperhatikan aspek yang dianalisis sehingga pembangunan dapat memenuhi harapan luas dari seluruh komponen masyarakat.

Aspek Teknis
Analisis teknis akan menjelaskan mengenai batasan dalam menentukan berbagai model, asusmsi, dan data berupa angka dan informasi yang diperlukan. Intinya, analisis aspek teknis harus memuat penjelasan teknis mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, sampai dengan pelaksanaan proyek. Selain itu pada tahap ini juga mengurusi masalah perizinan, pelelangan, pembebasan lahan, penjajagan pendanaan, dan lain-lain. Data yang dibutuhkan dalam analisis aspek teknis beragam tergantung pada jenis proyeknya, namun dalam beberapa proyek, data yang dibutuhkan antara lain data topografi, keadaan tanah, keadaan lokasi, transportasi menuju lokasi, dan keadaan penduduk sekitar. 

1. Aspek Lingkungan
Proyek pemerintah yang dibangun harus ramah lingkungan dan tidak mengurangi kualitas lingkungan itu sendiri. Menurut Pasal 16 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap rencana kegiatan yang diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

2. Aspek Organisasi dan Manajemen
Dalam pelaksanaan proyek perlu diperhatikan mengenai penanganan dalam sebuah organisasi yang sistematis dan terstruktur sesuai dengan kegiatan proyek. Dalam aspek ini harus membahas keterkaitan dan keterlibatan lembaga-lembaga yang terkait dengan proyek, misalnya perbankan atau lembaga masyarakat. Aspek kelembagaan merupakan sarana prasarana proyek yang sangat diperlukan untuk mendukung aspek manajemen melaksanakan kegiatannya.

Hubungan baik dengan lembaga masyarakat dan dengan masyarakat itu sendiri akan memberikan dampak positif terhadap proyek. Keterlibatan masyarakat sekitar juga tidak boleh dilupakan. Masyarakat di sekitar proyek dapat menjadi penghambat maupaun menjadi pendukung jalannya proyek., tergantung dari pendektan dan perlakuan terhadap mereka.

3. Aspek Ekonomi
Dalam aspek ini dibahas mengenai sumbangan proyek bagi perekonomian dan masyarakat secara keseluruhan. Penggunaan sumber daya oleh suatu proyek ada pengorbanannya (opportunity cost). Oleh karena itu manfaat yang dihasilkan oleh proyek harus lebih besar dari pengorbanannya sehingga memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan perekonomian.

4. Aspek Sosial
Adanya suatu proyek dapat memberikan dampak kepada masyarakat, naik negatif maupun positif. Unsur-unsur dalam masyarakat yang dapat terpengaruh dengan adanya proyek antara lain:
1. Jumlah penduduk, komposisi usia, dan jenis kelamin
2. Pendapatan masyarakat dan distribusinya
3. Nilai-nilai dalam masyarakat
4. Tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat
5. Persepsi masyarakat dam melihat tatacara kehidupan
6. Pola konsumsi masyarakat


Keberadaan suatu proyek diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak kepada masyarakat sekitar, misalnya:

1. Penciptaan lapangan kerja
2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
3. Perubahan sosial terhadap nilai-nilai baru
4. Perubahan taraf hidup seperti pendidikan dan kesehatan
5. Perbaikan distribusi pendapatan

5. Aspek Komersial
Aspek komersial juga harus diperhatikan oleh proyek-proyek pemerintah, antara lain dengan melihat pasar untuk input dan output proyek, harganya, dan sebagainya. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu proyek. Beberapa faktor penting yang perlu dianalisis yang termasuk aspek komersial proyek, antara lain:

1. Permintaan (demand), yaitu siapa yang akan menggunakan hasil dari proyek yang dibangun, berapa jumlah konsumennya, apakah konsumen merupakan konsumen akhir yang menggunakan produk sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi, atau konsumennya merupakan industri yang menggunakan produk sebagai input untuk produksi lebih lanjut.
2. Penawaran (supply), siapa saja supplier komoditi yang dibutuhkan proyek, bagaimana kelangsungannya, kualitasnya, apakah merupakan supllier yang terbaik dan termurah?
3. Struktur pasarnya, keadaan persaingan di pasar, akan sangat penting dalam mengambil posisi di pasar serta dalam membuat kebijakan terkait harga, jumlah produksi, dan sebagainya.

C.  Manfaat Proyek Pembangunan Pemerintah

Proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, yang bukan hanya yang dapat diukur secara fisik namun juga yang tidak langsung. Kesejahteraan masyarakat akan meningkat jika ada kenaikan nilai produk suatu barang dan jasa yang dihasilkan dari proyek atau kegiatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat baik secara fisik maupun non fisik. Manfaat dari proyek pembangunan pemerintah yaitu:

1. Manfaat Langsung (Direct Benefit)
Manfaat langsung proyek timbul karena adanya kenaikan nilai output proyek atau menurunnya biaya yang disebabkan oleh:
a. Kenaikan dalam nilai produk fisik
Proyek yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah proyek yang mampu menghasilkan tambahan output barang atau jasa secara nyata, karena kenaikan produk secara fisik tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Perbaikan kualitas produk
Ada kalanya proyek yang dibangun tidak untuk menghasilkan produk secara fisik, namun untuk meningkatkan kualitas suatu barang atau jasa. Dengan peningkatan kualitas tersebut membuat kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
c. Perubahan lokasi, waktu penjualan, dan perubahan bentuk
Nilai suatu barang dapatnaik karena perbedaan tempat, perbedaan waktu penjualan, atau perbedaan bentuk. 
d. Manfaat proyek dapat dilihat dari penghematan biaya yang diakibatkan karena pemanfaatan teknologi informasi dan pembaharuan alat pengangkutan.

2. Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefit)
Manfaat ini timbul karena adanya suatu proyek, namun timbul di luar proyek tersebut. Manfaat ini harus tetap diperhitungkan sebagai salah satu manfaat adanya proyek.
a. Induced Multiplier Effect yaitu manfaat yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang timbul sebagai akibat dibangunnya suatu proyek.
b. Manfaat yang timbul karena adanya Economoies of scale, adanya proyek membuat adanya   
   peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya sebagai akibat skala usaha yang lebih besar, sehingga harga menjadi lebih murah dan daya beli masyarakat akan meningkat.
c. Manfaat yang timbul karena adanya perbaikan mutu tenaga kerja (dynamic secondary effect). Proyek besar menggunakan teknologi tertentu yang membutuhkan tenaga kerja khusus. Untuk memenuhi hal tersebut, maka tenaga kerja akan ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan, sehingga selain skill tenaga kerja akan meningkat, akan terjadi transfer teknologi dari proyek kepada masyarakat.

3. Manfaat yang Sulit Diukur (Intangible effect)
    Tidak semua manfaat yang dihasilkan suatu proyek dapat diukur, ada manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang, tetapi dapat diidentifikasi, misalnya:
       a. Perbaikan lingkungan hidup
       b. Perbaikan distribusi pendapatan
       c. Perbaikan keamanan
Manfaat proyek yang sulir diukur ini tetap harus dipertimbangkan dan harus disebutkan dalam usulan.

4. Consumer Surplus
Consumer surplus timbul jika output proyek menyebabkan turunnya harga output. Rendahnya harga menyebabkan konsumen dapat menghemat biaya dari perbedaan antara kemampuan dan kemauan untuk membayar dengan apa yang benar-benar mereka bayarkan. Consumer surplus juga dapat terjadi akibat pengaturan harga oleh pemerintah sehingga harga yang terjadi lebih rendah dari harga semestinya. 


D.  Studi Kasus Proyek Pembangunan Pemerintah Jembatan Suramadu

1.  Latar Belakang Proyek Jembatan Suramadu
Peningkatan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja. The World Bank (1994) 
Mengapa Infrastruktur dibutuhkan? Kembali ke konsep dan definisi dasar Infrastruktur. Menurut Grigg 1988 definisi infrastruktur adalah :

a. Infrastruktur merupakan sistem fisik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi
b. Infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
b. Infrastruktur berfungsi sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan (alam)

Infrastruktur yang kurang atau tidak berfungsi akan memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak lingkungan tersebut dan pada hakekatnya juga akan merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya (sebagai bagian dari ekosistem). Infrastruktur harus dimengerti dan dipahami fungsinya sebagai suatu alat untuk menata kehidupan manusia dengan memperhatikan alam.

Oleh karena pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah, maka diperlukan suatu infrastruktur untuk melakukan pemerataan pertumbuhan ekonomi tersebut. Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi pintu gerbang Indonesia Timur memegang peranan penting dalam pertumbuhan industri, perdagangan, dan ekonomi di wilayah Indonesia Timur. Oleh karena itu, jalur transportasi menjadi bagian penting dalam perkembangan roda industri dan roda perekonomian.

Sementara itu, Pulau Madura yang menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur, mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pendapatan perkapita tertinggal. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat antara Provinsi Jawa Timur dan Pulau Madura membuat pembangunan Jembatan Suramadu dinilai penting dan strategis untuk perkembangan Pulau Madura di masa yang akan datang. Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat diharapkan dapat mereduksi waktu tempuh sehingga perkembangan Pulau Madura diharapkan dapat menjadi kawasan ekonomi yang berkembang seperti Pulau Batam dan lainnya yang telah maju.

Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Pembangunan Jembatan Suramadu ini diselesaikan selama 6 tahun. Tepatnya, dimulai dari Breaking Ground pada tanggal 20 Agustus 2003 yang dilakuakan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri yang menjabat Presiden pada saat itu. Dan diresmikan oleh Presiden SBY pada tanggal 10 Juni 2009. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jembatan ini berkisar 4,5-5 Triliun Rupiah.

Transportasi merupakan bagian penting untuk dapat menimbulkan dampak pergerakan orang ataupun barang. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat membuat pembangunan jembatan Suramadu dinilai penting sebagai pembuka awal. Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit bersaing dengan daerah-daerah lain. Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional.­ Kawasan jembatan Suramadu memiliki potensi sebagai generator pembangkit, namun apabila tidak dikendalikan maka diprediksi akan membawa pengaruh perubahan terhadap pengembangan wilayah di kawasan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan sekitarnya baik pada sisi Surabaya maupun Bangkalan. Fenomena perubahan tersebut dapat terlihat antara lain dengan menurunnya fungsi bangunan dan kualitas lingkungan. Disinilah pentingnya suatu perencanaan melalui suatu konsep penataan bangunan yang terpadu dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait antara lain pertimbangan ekologi, ekonomi, sosial budaya dan regional, supaya dapat menghasilkan suatu wajah kawasan yang terkendali dan dapat menunjukkan jati dirinya.

2. Dampak Proyek Jembatan Suramadu
Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah. Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah satu propinsi dengan kerapatan penduduk yang padat. Di Madura, umumnya kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor pertanian primer (tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan). Artinya pertanian atau sektor tradisional menjadi sektor andalan yang nampak dari perolehan PDRB terbesar dibandingkan sektor lain. Sektor lainnya adalah pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, restoran, angkutan, pos, komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.
Dengan dioperasikannya jembatan Suramadu, maka arus urbanisasi diharapkan bisa ditekan. Meningkatnya jumlah penduduk di Madura juga akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Madura. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya. Dengan lancarnya arus transportasi, pembangunan menjadi lebih lancar.

Lancarnya transportasi adalah prasyarat lancarnya pembangunan, apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan. Permasalahan perekonomian yang dihadapi bangsa ini sangat kompleks, antara lain karena letak antara pulau satu dengan pulau yang lainnya sangat berjauhan. Pembangunan tidak merata. Mau tidak mau, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan akar ini, yaitu ketimpangan pembangunan dan perekonomian di berbagai wilayah Indonesia. Walau tak bisa dipungkiri dampak buruk selalu menyertai setiap proses. Namun tentu tak sebanding dengan kebaikan dan kemanfaatan yang diperoleh.

Sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut kabupaten yang terbanyak penduduknya adalah Sumenep, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Ternyata Kabupaten Bangkalan merupakan kabupaten yang menerima kelimpahan penduduk paling tinggi dibanding 3 kabupaten lainnya. Pada tahun 2035 atau setelah 30 tahun dibangunnya Jembatan Suramadu, maka jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan berjumlah 2,79 juta jiwa atau hampir dua kali lipat (98,98%) dibanding pertumbuhannya tanpa jembatan (1,40 juta jiwa). Dalam keadaan tersebut, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun berkisar antara 2,02% – 3,16%. (Rubiyantoro, Yohan, Suramadu Pacu Pertumbuhan Ekonomi Madura.

Semakin lancarnya transportasi ternyata akan meningkatkan kegiatan ekonomi yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan. Income per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut kabupaten yang tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan, Sumenep, Sampang, dan Pamekasan. Namun, sejak adanya jembatan Suramadu secara berturut-turut kabupaten yang tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Jika income per kapita dibandingkan dalam keadaan dengan dan tanpa Jembatan Suramadu, maka income per kapita rata-rata per tahun di Bangkalan adalah akan bertambah sebanyak 93,63%, Pamekasan (48.68%). Sampang (42,57%) dan Sumenep (20,03%). (Rubiyantoro, Yohan, Suramadu Pacu Pertumbuhan Ekonomi Madura. Sesudah dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut kabupaten yang tertinggi income per kapitanya adalah Kabupaten Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, dan Sampang. Berbagai dampak yang diakibatkan oleh pembangunan jembatan Suramadu. Dari dampak positif yang menguntungkan masyarakat Madura, ataupun dampak negative yang diperkirakan merugikan masyarakat Madura.

3.  Dampak Positif Proyek Jembatan Suramadu

1. Kelancaran Lalu Lintas
Manfaat langsung dari pembangunan Jembatan Suramadu adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang khususnya dalam menghubungkan pulau Madura dan pulau Jawa. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya.

2. Pertumbuhan Income Perkapita
Semakin lancarnya transportasi ternyata akan meningkatkan kegiatan ekonomi yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan. Income per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.

3. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Masyarakat Madura
Tiap tahun, IPM di empat kabupaten Madura terus alami kenaikan. Pada tahun 2012, IPM kabupaten Bangkalan 65.69 naik 1,94 persen dibandingkan tahun 2011, Kabupaten Sampang memiliki nilai IPM 61,67 naik sebesar 2,27 persen, untuk Kabupaten Sumenep nilai IPM pada 2012 sebesar 66.41 dengan kenaikan sebesar 1.18 persen. Kenaikan tertinggi dicapai Kabupaten Pamekasan, yakni 66,51 naik sebesar 2,98 persen.


Teknik Penulisan yang Baik dan Benar


BAB I
PENDAHULUAN
A.            Latar Belakang

Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya :
اقْرَØ£ْ بِاسْÙ…ِ رَبِّÙƒَ الَّØ°ِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َ (Ù¡) Ø®َÙ„َÙ‚َ الإنْسَانَ Ù…ِÙ†ْ عَÙ„َÙ‚ٍ (Ù¢) Ø§Ù‚ْرَØ£ْ ÙˆَرَبُّÙƒَ الأكْرَÙ…ُ (Ù£)الَّØ°ِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِ (Ù¤) Ø¹َÙ„َّÙ…َ الإنْسَانَ Ù…َا Ù„َÙ…ْ ÙŠَعْÙ„َÙ…ْ (Ù¥)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS. Al Alaq : 1 – 5 )
Ayat diatas sangat jelas dalam menyerukan kesetiap manusia agar membaca, menulis dan mengajar. Dalam kata yang penulis bold ini merupakan isyarat-isyarat kepada manusia.
Dalam proses perkuliahan sudah menjadi hal yang biasa ketika mahasiswa mendapatkan tugas untuk membuat makalah. Tentu hal ini ada yang menjadikan beban tetapi ada juga yang justru menjadikan tugas tersebut menjadi hal yang menyenangkan. Lalu, apakah dapat diartikan bahwa membuat makalah itu hanya bisa dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai bakat sejak lahir ? apakah membuat makalah  itu hanya bisa dikerjakan oleh mahasiswa-mahasiswa yang lulusannya dari SMA terfavorit ? apakah membuat makalah itu hanya bisa dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang kecerdasannya diatas rata-rata ? jawabannya tidak.
Membuat makalah atau menulis bisa dipelajari dengan mudah dan cepat, karena semua ilmu sepanjang ada teorinya itu bisa dipelajari termasuk membuat makalah.
Namun, meskipun ada teorinya. Tidak sedikit mahasiswa baru yang harus berfikir keras bahkan sampai menghalalkan segala cara untuk mengerjakan tugas makalah. Mulai dari copy pastesampai makalah pesanan siap saji. Ini menjadi kesempatan luar biasa ketika mahasiswa baru yang datang dengan semua latar belakang dan bisa diakomodir dalam sebuah pelatihan untuk membekali mereka 4 tahun kedepan.
Semua ini tidak akan sia-sia saat kesempatan ini dimanfaatkan dengan maksimal. Menulis atau membuat makalah merupakan salah satu bentuk expresi dari seorang mahasiswa dalam upaya melestarikan budaya akademik. Namun sayangnya, lagi-lagi tidak sedikit mahasiswa mengeluhkan dengan tugas-tugas ilmiah dengan alasan susah, banyak aturan dan banyak alasan lain yang cuma alibi buat mereka yang malas. Inilah yang menjadi orientasi penulis untuk memberikan penjelasan teori dalam membuat makalah yang cepat  dan lebih mudah.

B.       Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan makalah ?
2.      Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan makalah ?
3.      Bagaimana format penulisan makalah ?
4.      Bagaimana tehnik penulisan makalah ?

C.      Tujuan Penulisan
1.      Supaya mahasiswa mengetahui pengertian dari makalah
2.      Supaya mahasiswa memahami langkah-langkah dalam pembuatan makalah
3.      Supaya mahasiswa memahami alur penulisan makalah yang benar
4.      Supaya mahasiswa memahami proses pembuatan makalah berdasarkan tehnik penulisan makalah yang benar

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.      Pengertian Makalah
Membuat makalah bagi sebagian mahasiswa lebih diartikan proses pembelajaran yang instan. Mengapa? karena dalam membuat makalah, penulisnya harus membaca, menganalisa, berdiskusi untuk menentukan sebuah kalimat dan bertukar gagasan pendapat ketika sudah dipresentasikan.
Dalam makalah ini, penulis tidak akan membahas bagaimana cara menumbuhkan motivasi untuk menulis makalah, melainkan lebih fokus kepada teknik penulisan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis, ternyata mayoritas mahasiswa sering disulitkan dengan aturan-aturan atau kaidah penulisan ilmiah yang serba njlimet dan ribet, sehingga menimbulkan kemalasan mahasiswa untuk produktif menulis. Menulis Makalah, hanya dilakukan ketika mendapatkan tugas dari dosen tentang materi perkuliahan. Itu pun, masih ada yang mengambil jalan pintas dengan melakukan plagiatisme; membajak karya tulis orang lain baik dari buku, majalah, koran, internet, dan media lain tanpa memperhatikan etika pengutipan.Apa  sebenarnya makalah itu?
Menurut Anwar Hasnun sebagaimana dikutip oleh Didik Komaidi, Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya.[2] Meskipun sama-sama karya tulis ilmiah, jika ditilik dari tujuan pembuatannya, terdapat perbedaan yang mendasar antara makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi. Skripsi merupakan karya tulis yang dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata 1, sebagaimana tesis untuk S2 dan disertasi untuk S3. Sedangkan persamaannya ialah sama-sama hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu, yang disusun menurut metode tertentu berdasarkan pengamatan, secara sistematis dan terarah
Biasanya, masing-masing Perguruan Tinggi sudah menetapkan aturan baku mengenai sistematika dan teknik penulisan karya tulis ilmiah, baik berupa makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi, meskipun secara umum tidak keluar dari kaidah-kaidah kelaziman. Sebagai contoh, di Kampus Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara yang sekarang berkonversi ke UniversitasIslam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, setiap tahun menerbitkan Buku Panduan yang berisi gambaran umum UNISNU Jepara dan sejumlah aturan dan ketentuan yang berlaku di dalamnya yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pimpinan, dosen, maupun mahasiswa, agar seluruh civitas akademika, dapat memahami, menghayati, dan melaksanakan aturan dan ketentuan yang dimaksud dengan baik, sesuai dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing. Tak terkecuali mengatur teknis pembuatan karya tulis ilmiah (makalah).
B.       Langkah-langkah Penulisan Makalah
Adapun langkah-langkahnya dalam membuat makalah adalah:
1.      Menentukan topik makalah,
Pemilihan topik harus ditentukan sebelum memulai menulis, sedangkan judul bisa dibuat sebelum atau sesudah tulisan itu jadi. Topik penting untuk membuat rumusan pokok pikiran selama prosesmenulis. Judul juga penting karena dijadikan headline untuk menarik minat pembaca.
Contoh,
Judul

:
Analisis Perda Larangan Minuman Keras Dan Dampaknya Terhadap Tindak Kriminalitas Di Jepara (cakupannya sempit)
Topik

:
Perda Larangan Minuman Keras (lebih luas daripada judul)
2.                  Mencari bahan atau referensi.
Mencari bahan referensi sangatlah penting supaya terhindar dari kesan karya tidak ilmiah dan opini sendiri yang terlalu banyak.
3.                  Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan yang telah terkumpul. Referensi bukan hanya untuk diambil pernyataan-pernyataan yang sesuai makalah saja, melainkan harus dibaca beberapa kali agar apa yang kita tulis dan bahan yang didapat bisa sinkron.
4.                  Proses penulisan.
Tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan saat proses penulisan, mudah sebenarnya. Tulis saja apa yang didapat dan gabungkan dengan bahan dari referensi dengan penghubung kalimat penjelas dari penulis sendiri tanpa berfikir salah atau kurang.
5.                  Koreksi dan editing.
Mengatur ukuran kertas, huruf, penomeran, spasi, paragraph dan lainnya jangan diawal, melainkan diakhir setelah penulisan selesai. Sambil mengoreksi sambil mengedit teknis aturan makalah yang benar.
6.                  Revisi.
Revisi bisa dilakukan secara individu atau berkelompok. Dengan menelaah kembali secara mendalam makalah yang telah dibuat dan dinilai sendiri apakah sudah tepat atau ada yang perlu dikurangi serta ditambahi.
7.                  Presentasi.
Tahapan akhir dalam penulisan makalah adalah membuat pertanggungjawaban dengan presentasi. Bersikap tenang dan komunikatif, biasakan berdiri dengan suara yang jelas bukan duduk dan membaca. Manfaatkan power point untuk mendukung presentasi. Jangan pernah takut untuk menjawab atau bertanya.

C.      Format Penulisan Makalah
Adapun format dalam menulis makalah adalah sebagai berikut :
1.      Halaman judul.
Berisi judul makalah, tujuan pembuatan makalah, nama pembuat, logo lembaga/ institusi, nama lembaga, beserta alamat, tahun akademik.
2.      BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang, berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan makalah.
b.      Rumusan masalah, berisi tentang pokok-pokok pembahasan dalam makalah.
c.       Tujuan penulisan, berisi tentang tujuan serta manfaat penulisan.
3.      BAB II PEMBAHASAN MASALAH.
Berisi tentang data atau teori dari referensi yang didapat untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat serta pendapat penulis untuk memperjelas data atau teori tersebut.
4.      BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan, berisi tentang hasil ringkas dan padat yang didapat bukan copy paste sebagian isi makalah .
b.       Saran, berisi pernyataan masukan atau pendapat penulis untuk subjek dalam pembahasan makalah.
c.       Kata penutup, berisi ucapan terimakasih dan permohonan kritik rekonstruktif untuk penulis.
5.      DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi atau sumber  yang telah diambil untuk menunjang data penulisan.

D.      Teknik Penulisan Makalah
Ada beberapa tata cara dalam tehnik penulisan makalah yang benar, diantaranya adalah[7]:
1.      Tata cara penulisan
a.       Penulisan makalah menggunakan bahasa Indonesia yang baku, tidak berbunga-bunga dan to the point.
b.     Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out), gugur gunung (gugur gunung).
c.       Untuk menghindari subyektivitas, penulisan makalah tidak diperbolehkan menggunakan katasaya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar dan bisa diganti dengan kata penulis.
2.      Bentuk dan format penulisan
a.       Naskah makalah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran  font12, Spasi 1,5. Dan mejorok 5 ketukan.
b.      Skripsi berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic dengan huruf ukuran 18.
c.       Kertas yang dipergunakan untuk penulisan makalah adalah Kuarto (A4) ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gram.
d.      Batas margin untuk Top Left  4 cm dan  Bottom Right 3 cm.
e.       Penulisan BAB dan Sub Tema di Bold (tebal)
3.      Tehnik notasi ilmiah
a.       Kutipan
1)   Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang  lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan terjemah al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya.
2)  Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya.
3)   Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer).
4)   Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya.
b.      Catatan kaki (footnote)
1)   Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat dan bisa berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks.
2)   Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung dari margin kiri, dimulai pada ketukan kelima di bawah garis catatan kaki.
3)   Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang (nama gelar dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung buka kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, dan nomor halaman diakhiri dengan titik.
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21,(Yogyakarta: Safiria Insania Press dan UII, 2003), Cet. 1, hlm. 15.
4)   Apabila nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkatan et. al.
Contoh:  Djaali, Pudji Mulyono dan Ramly, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000. Penulisan dalam footnote sebagai berikut :
Djaali, et. al., Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000), hlm. 10.
5)  Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor maka yang ditulis editornya saja dengan (ed.). Bila editornya lebih dari satu maka diberi tambahan “s” (eds.), .Contohnya:
Mastuhu (ed.), Penelitian Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 125.
Harun Nasution dan Azyumadi Azra (eds.), Perkembangan Modern dalam Islam,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 125
6)    Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama maka cukup dengan “Ibid.” Sedangkan bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda, maka dalam catatan kaki ditulis: Ibid., lalu disebutkan halamannya, contoh:
5Sutrisno, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20,
6Ibid. (bila mengutip halaman yang sama).
7Ibid., hlm. 30. (bila mengutip pada halaman yang berbeda).
7)    Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh kutipan dari sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis: Nama pengarang, Judul buku / sumber (jika ada lebih dari satu buku), op.cit., diikuti hlm. Adapun op.cit, singkatan daru “opere citato” yang artinya dalam karangan yang telah disebut. Sedangkan apabila dari halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain, maka ditulis loc.cit Tanpa menyebutkan halaman. loc.cit. adalah singkatan dari “loco citato” yang artinya pada tempat yang telah dikutip.

Contoh :
8Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 21.
9Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung: Pustaka, 1986), hlm. 65.
10 Mustaqim, op.cit., hlm. 30.
11 Fazlur Rahman, loc.cit.       

8)      Lebih jelasnya lihat contoh sebagai berikut :
5Sutrisno, Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20,
6Ibid. (bila mengutip halaman yang sama).
7Ibid., hlm. 30. (bila mengutip pada halaman yang berbeda).
8Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 21.
9Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung: Pustaka, 1986), hlm. 65.
10 Mustaqim, op.cit., hlm. 30.
11 Fazlur Rahman, loc.cit.       

c.       Daftar pustaka
1)   Daftar pustaka ditempatkan diakhir tulisan dengan jarak satu (1) spasi dan tidak menggunakan nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah (1,5) spasi.
2)   Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (sesuai alfabetis, ditulis nama belakang dahulu), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan.
Contoh :
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.

3)   Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama dan diikuti kata dkk. (dan kawan-kawan)
4)      Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku, koma, kata terj. nama penerjemah, koma, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit diakhiri dengan titik.
Contoh :
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.
5)   Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama situs, titik. Contoh :
Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”,http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagai penutup, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, antara lain:
1.         Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya.
2.         Langkah-langkah dalam pembuatan makalah adalah:
a.     Menentukan topik makalah.
b.    Mencari bahan atau referensi.
c.     Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan yang telah terkumpul.
d.    Proses penulisan.
e.     Koreksi dan editing.
f.     Revisi.
g.    Presentasi.
3.         Format dalam menulis makalah adalah sebagai berikut :
a.       Halaman judul.
b.      BAB I PENDAHULUAN
1)      Latar belakang
2)      Rumusan masalah
3)      Tujuan penulisan
c.       BAB II PEMBAHASAN MASALAH.
d.      BAB III PENUTUP
1)      Kesimpulan
2)      Saran
3)      Kata penutup.
e.       DAFTAR PUSTAKA

4.         Adapun tehnik penulisan makalah yang harus diperhatikan adalah :
a.       Tata cara penulisan
b.      Bentuk dan format penulisan
c.       Tehnik notasi ilmiah
1)      Kutipan
2)      Catatan kaki (footnote)
3)      Daftar pustaka