Tuesday 24 November 2015

Guru SMA






Tugas Bikin Blog XII 1
  • Aan Nopianto
  • Luky Jeka Indarwoko
  • Ujang Noni Pribadi

       Bertepatan dengan HARI GURU NASIONAL yang jatuh (ceileh jatuh, emang habis terpleset kali ya) tanggal 25 November, aku akan sedikit mengulas beberapa kenangan tentang guru sewaktu SMA. Kenapa SMA, karena kalau kuliah namanya dosen bukan guru. Usut punya usut katanya masa SMA adalah masa yang paling indah, sampai ada lagunya ”Kisah Kasih Di Sekolah”, ada filmnya juga yaitu “Ada Apa Dengan Cinta” atau “Catatan Akhir Sekolah”. Semasa SMA adalah masa di mana kita akan menemui jalan menuju jati diri (bukan Jati Diri Semarang), cinta sejati, atau cinta sekilas pergi.
       Aku sekolah di SMA yang kata orang orang favorit, se kecamatan Kota maksutnya, yaps, SMA Plus PGRI CIBINONG. Tak usah aku kasih angkatan ya, kelihatan lah dari wajah, huhuuuu. Angkatan yang jadi percobaan KURTILAS (Kurikulum 2013 :D).
       Selama INI (alhamdulillah tak pernah kawak atau enggak naik kelas), ada beberapa guru yang aku ingat dan kagumi, antara lain: Bu Eny , Pak ROHAJON (Guru IT SAYA), Bu Dina (Guru BK)
      Selain guru tersebut pastilah ada guru yang menyenangkan dan selalu di tunggu murid-murid nya di kelas,beliau bernama Pak Yanuar. Pada setiap pelajaran beliau kami murid-murid palveso (nama kelas kami yang berasal dari bahasa yakami juga tidak tau :D) selalu bersemangat pada saat pelajaran beliau karna apabila beliau mengajar beliau selalu membuat kami tertawa karna banyolan nya. Kemudian Pak Iyan. (Olahraga), Pak Freddy, ada 2 Freddy sebenarnya di SMA Plus PGRI CIBINONG. Freddy Anggiat dan Freddy Sihaan marga mereka lah yang membedakan nama mereke tersebut. Yang kumaksud adalah Pak Freddy Anggiat Kalau yang berasal dari SMA Plus PGRI Cibinong pasti tahulah kenapa dua nama itu muncul. Hampir setiap hari mereka menjaga gerbang sekolah di pagi hari, dan terkadang mereke membawa gunting bukan untuk memotong rumput, tapi untuk memotong rambut murid yang terlampau keren (panjang). Sewaktu SMA rambut panjang itu ada beberapa kriteria:
  1. Rambut samping tumbuh melebihi telinga atas;
  2. Rambut kalau disisir ke depan panjangnya melebihi hidung;
  3. Rambut bagian belakang berebut muncul dengan kerah baju;
  4. Rambut hidung keluar hingga menyentuh kumis atau bibir.

Dari sekian nama guru, ada beberapa nama guru yang perlu aku kedepankan dalam ingatan, mereka telah mengalakahkan para nominator guru favorit dalam benakku, yaitu:
1. Bu Dwi Apriani
       Beliau adalah wali kelas kami sekarang ini. Beliau adalah sosok guru yang sangat mudah BAPER, tetapi dia juga mengasik kan.  Beliau selalu menanyai kami, apakah kami membawa buku pelajaran nya atau tidak, karna kami selalu langganan tidak membawa buku pelajaran di kelas. Beliau selalu memberikan kami tugas kempada kami yang sangat berat, dengan tujuan agar kami semakin merasa tertantang untuk maju kedepan. Beliau selalu berkata kepada kami agar kami selalu serius dalam pelajaran agar semua ilmu yang di ajarkan oleh guru-guru bisa kami serap ke otak kami. beliau selalu marah kepada kami apabila kami tidak membawa buku paket ketika les pagi.
      Beliau adalah sosok yang menyenangkan dan mengajarkan kami begitu banyak hal-hal yang belum pernah kami dapat. Beliau selalu mengingatkan kami apabila kami
2. Pak Bahman
      Beliau adalah salah satu guru fisika di SMA Plus Pgri Cibinong, beliau adalah teladan orang cenrdas di sekolah kami. Beliau memliki IPK sempurna, yaitu 4,00. Beliau selalu tersenyum kepada siapapun dan selalu mengajarkan kami banyak hal-hal baik
3. Pak Ade (Guru BTQ)
      Beliau adalah guru baca tulis Al-Qur'an kami, beliau selalu mengajarkan kami bagai mana cara nya untuk menjadi muslim yang baik. Beliau mengajarkan adab yang baik kepadan kami, beliau selalu mengingatkan kami untuk rajin mengerjakan solat tepat waktu. Dan beliau selalu memotifasi kami agar selalu melakukan kebaikan di hidup kami.

Pertemuan terakhir menjelang UAN menjadi berkesan bagiku karena beliau tak seperti biasanya. Beliau selama lebih dari satu jam memberi sebuah gambaran tentang anak muda, bagaimana mengejar cita-cita, tantangan apa yang ada di depan setelah lulus. Selama itu benar benar serius, mengharukan, tanpa bercandaaan, membuat kami sedih dan berkaca-kaca. Pak Freddy yang biasanya dengan wajah sumringah-nya dalam sekejap menjadi seperti seorang motivator, ayah bagi anak-anak, dan benar-benar menjadi guru bagi murid-muridnya. Dari sekian banyak pertemuan di kelas, itulah yang paling berkesan.
SEKIAN, TERIMA KASIH GURU, TELAH MEMBIMBINGKU, WALAU AKU………
Terima kasih sudah menyempatkan membaca
*Catatan ini sekadar membuka kenangan ketika ingat sosok-sosok guru sekolah dahulu, bukan maksut untuk menjelek-jelekan, memojokan, memuji berlebihan, atau apapun itu.
Sebuah “tinta rasa” yang mengalir begitu saja.

No comments:

Post a Comment